Selasa, 06 Juni 2023

Kerajaan Islam Zaman Penjajahan Belanda

 

Sumber: https://intisari.grid.id/read/033271182/sejarah-kebudayaan-islam-di-indonesia-kedatangan-belanda-justru-membantu-penyebarannya?page=all

Sebelum Belanda datang ke Indonesia, Agama Islam sudah masuk di Indonesia melalui jalur perdagangan. Pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India sampai ke kepulauan Indonesia sejak abad ke-7. Para pedagang dalam menjalankan misi dakwahnya melalui pengajaran, aktualisasi ajaran Islam, sikap yang simpati diperlihatkan kepada masyarakat termasuk kelompok bangsawan.[1] Belanda datang ke Indonesia, menghadapi kenyataan bahwa sebagian besar penduduk yang dijajahnya di kepulauan Nusantara ini adalah beragama Islam. Belanda sangat khawatir akan timbulnya pemberontakan orang-orang Islam fanatik. Islam sangat ditakuti, karena kurangnya pengetahuan mereka yang tepat mengenai Islam, sehingga mula-mula Belanda tidak berani mencampuri agama ini secara langsung.[2]

Pada saat Belanda memasuki Nusantara (1596) sudah mulai terasa akan kesulitan dalam menghadapi masyarakat Islam. Kolonialisme Belanda selalu menghadapi perlawanan gencar dari masyarakat yang menganut agama Islam seperti pertempuran di Banten, Hasanuddin di Makassar, perang Diponegoro, perang Padri, perang Aceh dan sebagainya. Di sisi lain Belanda sengaja mengembangkan pendidikan ala Barat yang bercorak sekuler yang digambarkan dapat membimbing masyarakat ketaraf hidup yang lebih baik, karena pendidikan Barat lebih baik dari pendidikan Timur. Hal inilah yang dijadikan kedok oleh kolonial Belanda untuk melancarkan politik penjajahannya.[3] Mereka juga menjalankan misi Kristenisasi. Namun dengan motivasi keimanan Islam, Belanda menghadapi perlawanan dari umat Islam. selama berabad-abad dan akhirnya Belanda mengangkat kaki dari bumi Nusantara tanpa berhasil mengkristenkan bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia yang cenderung mengakomodasi umat Islam, melapangkan jalan bagi bangkitnya kembali semangat pergerakan-pergerakan Islam dan nasionalis baik pergerakan politik ataupun pergerakan kemasyarakatan. Lewat para tokoh pergerakan inilah ide tentang dasar negara terbentuk dan akhirnya Indonesia berhasil memproklamirkan kemedekaannya dengan dasar Pancasila walaupun keinginan untuk menjadikan Islam sebagai dasar Negara tidak tercapai.[4]

Pada zaman revolusi merupakan suatu zaman yang paling cemerlang dalam sejarah Indonesia, hak-hak Indonesia akan kemerdekaan ditunjukkan oleh pengorbanan-pengorbanan yang luar biasa oleh bangsa Indonesia. Dalam rentang waktu diantara tahun 1945 hingga 1949, Indonesia mengalami suatu masa pergolakan politik yang amat besar. Dari sebuah koloni Belanda yang tertindas, Indonesia muncul dan menggertak dunia. Ketika ribuan serdadu Belanda datang dan bermaksud menguasai Indonesia kembali, orang orang Indonesia yang telah lelah tertindas, bangkit dan bergerak angkat senjata melawan serdadu-serdadu Belanda yang mereka anggap sebagai penjajah. Pergerakan ini meluas dan menjalar hingga seluruh pelosok negeri.[5]

Pada 10 Oktober 1945 belanda dan sekutunya telah menduduki Medan dan terjadi pertempuran pada tanggal 13 Desember 1945 hal ini dilakukan oleh Tentara Keamanan Rakyat. Pertempuran ini merupak pertempuran pertama yang dilakukan oleh pemuda di Medan dalam menghadapi Belanda dan sekutu.[6] Umat Islam selalu berada digaris terdepan dalam melawan penjajahan. Kita bisa melihat dari serangan kerajaan Demak Bintoro terhadap Portugis dalam merebut kembali selat Malaka. Sultan Agung yang harus melakukan penyerangan terhadap Jayakarta demi merebut dan mengusir penjajah. Pangeran Diponegoro dengan perang gerilyanya hingga menjadikan perang terbesar harus kalah dengan strategi licik dan pengecut bangsa penjajah. Kita semua sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia tak hanya umat Islam yang memperjuangkan. Tapi peran umat Islam dalam melawan dan memperjuangkan kemerdekaan sudah dimulai sejak kerajaan-kerajaan Islam. Bahkan berbagai bangsa Eropa yang datang di Nusantara dengan membawa tiga tujuan salah satunya adalah menyebarkan kekristenannya tak mampu mengubah keimanan umat Islam namun, yang terjadi semakin kuat keislamannya hingga mampu menjadikan bangsa Indonesia adalah terbesar penduduknya yang memeluk agama Islam.[7]

Mendasarkan pada konsep Pancasila, negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama. Itulah sebabnya sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama. Justru yang seharusnya dibangun adalah Pancasila memerlukan Islam, dan demikian pula agama-agama lainnya seperti Hindu, Budha, Kristen, Katholik dan lainnya. Berbagai jenis agama tersebut itu, dengan menganut falsafah Pancasila dalam berbangsa dan bernegara, maka memiliki keleluasaan untuk tumbuh dan berkembang. Berbagai jenis agama diakui dan dipersialahkan kepada umatnya menjalankan ajarannya masing-masing sebaik-baiknya.[8]



[1] Sushmihara, “Pendidikan Islam Pada Masa Belanda Dan Jepang,” Jurnal Rihlah 1 (2013): h. 108.

[2] Sushmihara, “Pendidikan Islam Pada Masa Belanda Dan Jepang,” h. 108.

[3] Duriana, “Islam Di Indonesia Sebelum Kemerdeaan,” Dialektika 9 (2015): h. 58

[4] Duriana, “Islam Di Indonesia Sebelum Kemerdekaan,” h. 69.

[5] Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1991). Hlm,317.

[6] Khoirul Anam, “Kilas Resolusi Jihad dan Pristiwa 10 Nopember”, http://www.nu.or.id/.

[7] Faiful Mukshani, “Peran Umat Islam Dalam Kemerdekaan Indonesia.”

[8] 6 Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, “Islam Dan Pancasila,” Gema Media Informasi (June 1, 2015)

Daftar Pustaka

Sushmihara, “Pendidikan Islam Pada Masa Belanda Dan Jepang,” Jurnal Rihlah 1 (2013)

Duriana, “Islam Di Indonesia Sebelum Kemerdeaan,” Dialektika 9 (2015)

Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1991)

Khoirul Anam, “Kilas Resolusi Jihad dan Pristiwa 10 Nopember”, http://www.nu.or.id/.

Faiful Mukshani, “Peran Umat Islam Dalam Kemerdekaan Indonesia.”

Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, “Islam Dan Pancasila,” Gema Media Informasi (June 1, 2015)

0 komentar:

Posting Komentar