1. Mu'awiyah I
bin Abi Sufyan (41-60H/661-679M)
2. Yazid I bin
Mu'awiyah (60-64H/679-683M)
3. Mu'awiyah II
bin Yazid (64H/683M)
4. Marwan I bin
Hakam (64-65H/683-684M)
5. Abdul Malik
bin Marwan (65-86H/684-705M)
6. Al-Walid I
bin Abdul Malik (86-96H/705-714M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik (96-99H/714-717M)
8. Umar bin
Abdul Aziz (99-101H/717-719M)
9. Yazid II bin
Abdul Malik (101-105H/719-723M)
10. Hisyam bin
Abdul Malik (105-125H/723-742)
11. Al-Walid II
bin Yazid II (125-126H/742-743M)
12. Yazid bin
Walid bin Malik (126H/743M)
13. Ibrahim bin
Al-Walid II (126-127H/743-744M)
14. Marwan II
bin Muhammad (127-132H/744-750M)[2]
Faktor keberhasilan tersebut adalah: 1. Dukungan yang kuat dari rakyat Syiria dan dari keluarga Bani Umayyah. 2. Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting. 3. Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati.[3] Muawiyah mengubah sistem pemerintahan dari musyawarah menjadi monarki, namun Dinasti ini tetap memakai gelar Khalifah. Namun, ia memberikan interpretasi baru untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat Allah dalam memimpin umat. Pemerintahan Bani Umayah adalah pemerintahan yang memiliki wibawa besar, meliputi wilayah yang amat luas, mulai dari negeri Sind dan berakhir di negeri Spanyol Kemenangan-kemenangan yang diperoleh umat islam secara luas menjadikan orang-orang Arab bertempat tinggal di daerah-daerah yang dikalahkan itu bahkan mereka telah menjadi tuan-tuan tanah, prinsip keuangan negara diberlakukan mengikuti apa yang ada pada masa khulafaurrasyidin yaitu penetapan pajak tanah (Kharraj) dan pajak perorangan (Jizyah) untuk setiap individu.[4]
Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai oleh dinasti Umayyah dalam
berbagai bidang, yaitu: Bidang militer dan kekuasaan, Bidang politik dan
pemerintahan, Bidang sosial dan budaya dan Bidang pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Dinasti Umayyah melahirkan banyak sekali tokoh-tokoh atau para
ilmuan hebat dari berbagai bidang, seperti: Imam Hanafi dan Imam Malik dari
bidang ilmu fiqih, Hasan Al-Bashri dan Rabi’ah Al-Adawiyah dari bidang ilmu
tasawuf, Abu Qatadah dari ilmu hadits, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin
Mas’ud dari ilmu tafsir, Abu Al-Qasim dan Abbas bin Farnas dari ilmu kimia, fisika
dan farmasi dan masih banyak lagi.[5]
[1] R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, penerj., History Of The Arabs (Jakarta Selatan: Zaman, 2018), 238.
[2] Ely
Zainudin, 31.
[3] Muhammad Nur, “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan Kemunduran),” Jurnal Pusaka 3 (t.t.): 114.
[4] Muhammad
Nur, 114.
[5] Fauzi, Siti Aminatul Jannah, “Peradaban Islam; Kejayaan Dan Kemundurannya”, Vol. 6 No. 2, Jurnal Al-Ibrah, Desember 2021, h. 11.
Daftar Pustaka
Muhammad Nur.
“Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan, Kemajuan dan
Kemunduran).” Jurnal Pusaka 3 (t.t.).
R. Cecep Lukman
Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, trans. oleh. History Of The Arabs. Jakarta
Selatan: Zaman, 2018.
Zainudin, Ely.
“Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah.” Jurnal Intelegensia Universitas
Islam Nahdlatul Ulama Jepara 3, no. 2 (2015).
0 komentar:
Posting Komentar