Kamis, 16 Maret 2023

Sejarah Peradaban Islam Dan Budaya Lokal

Sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5846535/sejarah-perkembangan-peradaban-islam-dalam-tiga-periode-klasik-modern

         Pengertian sejarah mencakup 3 hal: 1. Silsilah, asal usul keturunan, 2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo, peristiwa-peristiwa penting yang benar-benar terjadi, cerita-cerita yang berdasar pada kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi, 3. Ilmu pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Menurut Bernheim, sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan fakta-fakta di dalam waktu temporer dan di dalam hubungan dengan perkembangan umat manusia dalam aktivitas mereka (baik individu maupun kolektif) sebagai makhluk sosial di dalam hubungan sebab akibat.[1]

Dalam definisi peradaban yang dimaksud disini yakni Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, dan cepat mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.[2]

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.[3]

Kebudayaan atau peradaban adalah bukti jejak kehidupan manusia sebagai potret perkembangan dan kemajuan mereka yang bersumber dari budi daya untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup mereka dalam berbagai aspek kehidupan yang memiliki unsur dan wujud. Menurut Melville J. Herskovits, ada empat unsur kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan sistem kekuasaan politik. Koentjaraningrat berpendapat bahwa ada tiga wujud kebudayaan, yaitu 1) wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain yang sejenis; 2) wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat; dan 3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.[4]

Dalam penulisan sejarah, metode yang dapat digunakan adalah metode deskriptif, komparatif, dan analisis sintetis. Metode deskriptif ditunjukkan untuk menggambar adanya peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya, dengan tujuan untuk memahami yang terkandung dalam sejarah tersebut. Metode Komparatif ditujukan untuk membandingkan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan peradaban Islam lainnya. Metode Analisis Sintesis ditujukan dengan melihat sosok peradaban Islam secara lebih kritis, ada analisis dan bahasan yang luas serta kesimpulan yang lebih kritis, ada analisis dan bahasan yang luas serta kesimpulan yang spesifik.[5]


 



[1] Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, 15–16.

[2] Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, 17.

[3] Siti Zubaidah, 16.

[4] Suyuthi Pulungan, 17–18.

[5] Sulthon Mas’ud, “Sejarah Peradaban Islam.”

Daftar Pustaka 

Siti Zubaidah. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing, 2016.

Sulthon Mas’ud. “Sejarah Peradaban Islam,” November 2014.

Suyuthi Pulungan. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2017.


0 komentar:

Posting Komentar